Missi Perdamaian Indonesia Pilihan

Missi Perdamaian Indonesia (Sumber: Tangkapan layar konferensi pers Kemenlu RI)
Senin, 27 Jun 2022 17:14
(6 pemilihan)

Media utama dunia menyoroti perjalanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke luar negeri. Reuters memberitakan bahwa perjalanan Presiden Indonesia ke Ukraina dan Rusia mempunyai missi membangun perdamaian.

Tentu saja bukan hanya Reuters yang meliput perjalanan Presiden Jokowi, tetapi juga Aljazeera. Begitu kantor berita Reuters dan Aljazeera, memberitakan perjalanan Presiden Jokowi, maka banyak sekali media di dunia ikut menyebarkan berita perjalanan itu. Berita itu mengangkan citra Indonesia di mata dunia.

Berbeda dengan Reuters dan Aljazeera, Bloomberg mempunyai sudut pandang berbeda. Bloomberg memberitakan bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia selain untuk missi perdamaian, juga untuk membahas krisis pangan di dunia. Perlu dicatat, Singapura pun mengeluarkan dana sebesar S$1,5 miliar (US$1,1 miliar) untuk membantu keluarga berpenghasilan rendah dari hantaman lonjakan biaya hidup.

Hidup makin sulit

Hantaman pandemi Cocid-19 ditambah dampak perang Ukraina dengan Rusia membuat hidup makin sulit. Kesulitan hidup bukan hanya menerjang keluarga di Singapura tetapi juga banyak negara di Eropa. Jika masyarakat di negara-negara kaya saja mengalami masalah yang berat, bagaimana dengan rakyat di negara-negara menengah dan miskin.

Keadaan di Indonesia pun tidak terlalu baik. Salah satu tanda yang menarik adalah minyak goreng. Bagaimana mungkin negara penghasil sawit terbesar di dunia, tetapi harga minyak gorengnya mahal, bahkan pernah tidak ada di pasaran? Gara-gara itu pula Menteri Perdagangan di Indonesia diganti.

Ada produk-produk lain yang mahal, antara lain daging sapi, cabe, bahkan jengkol pun pernah mahal. Masih beruntung beras tidak ikut mahal. Jika harga beras mahal, sampai tiga kali lipat, pasti terjadi kerusuhan sosial, yang bisa menggulingkan posisi Presiden Jokowi. Ingat, Bung Karno dan Pak Harto, jatuh dari kursi kepresidenannya, salah satu penyebab utamanya adalah karena tidak bisa menggendalikan harga beras.

Citra Indonesia

Untuk itu, perjalanan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia adalah perjalanan yang penting, yang mengangkat citra Indonesia. Perang harus dihentikan. Tidak ada yang menang dalam perang. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Mungkin Ukraina akan jadi abu, tetapi Rusia akan jadi arang. Keadaan ini akan sangat berpengaruh bagi ekonomi di negara-negara Eropa dan seluruh negara yang punya hubungan dagang dengan negara-negara Eropa. Kemungkinan yang untung dalam perang adalah pabrik-pabrik senjata, khususnya di Amerika Serikat. Dalam damai, senjata-senjata tidak laku dijual. Jika perang bisa dihentikan, keadaan damai, pertanian bergerak, perdagangan lancar, maka krisis pangan dapat diatasi, walaupun tidak mudah.

Dengan demikian perjalanan Presiden Jokowi dengan missi perdamaian akan turut memperbaiki kehidupan manusia di dunia. Apakah Ukraina dan Rusia bisa damai dengan kehadiran Presiden Jokowi? Sulit sekali membayangkannya, hanya bertemu beberapa jam bisa mendamaikan perang antar negara. Mungkin target yang paling masuk akal adalah gencatan senjata. Hentikan tembak menembak, diganti dengan debat di meja perundingan. Bersamaan dengan itu, masyarakat akan merasa aman untuk memperbaiki kehidupannya.

(Muhammad Ridlo Eisy, Pemimpin Redaksi inharmonia.co).***

Baca 420 kali Terakhir diubah pada Senin, 27 Jun 2022 17:32
Bagikan: