Ketiklah “revolusi warna di Indonesia”, maka muncullah berita tentang bocornya informasi bahwa CIA sedang mempersiapkan revolusi warna di Indonesia, mirip dengan peristiwa G30S/PKI. Berita itu disiarkan oleh Mintpress News (MPN) situs berita dari kelompok paling kiri di Amerika Serikat (AS). Yang penting, Presiden Joko Widodo bisa digulingkan sebelum masa baktinya selesai. Kalau ikhtiar itu gagal, maka presiden yang terpilih pada Pilpres 2024 diusahakan menjadi boneka AS. Walaupun isi bocoran informasi dari CIA itu mengerikan, tetaplah kalem dan lakukan tabayyun. Mungkin berita itu benar, mungkin palsu, disinformasi. Mungkin berita dibuat dulu dan kemudian sengaja dibocorkan, untuk menambah kekisruhan di Indonesia. Dan yang menyebarkan adalah kelompok ujung kiri di AS. Intinya, jangan percaya 100% terhadap bocoran CIA itu, cukup 50% saja, sisanya pantau keadaan keamanan dan situasi politik di Indonesia. Selanjutnya, hindari main hakim sendiri, hindari konflik fisik. Selesaikan semua perbedaan dengan musyawarah, diskusi, dan berdebat. Jika tetap belum ada keselarasan, serahkan pada penyelesaian politik, mumpung tahun depan ada pemilu, pilkada dan pilpres. Atau serahkan ke pengadilan. Yang membuat kurang percaya bahkan terasa menghinakan adalah informasi bahwa National Endowment for Democracy (NED), organisasi yang dibentuk mantan CIA, memberi hibah sebesar sejuta rupiah kepada pimpinan buruh di Pandeglang. Informasi menghina ini membuat kredibilitas bocoran informasi CIA tidak bisa dipercaya. Memangnya sejuta rupiah itu bisa untuk apa, dalam sebuah demonstrasi? Beberapa hal yang menarik Namun ada beberapa hal yang menarik dari bocoran dokumen yang diperoleh MintPress News (MPN) yang mengatakan AS sedang bersiap untuk melakukan kudeta lagi di Jakarta di bawah naungan “promosi demokrasi.”. Mungkin kebetulan, ada ikhtiar “people power” yang dihadiri Amien Rais di Solo, awal Juli 2023. Pertemuan yang dihadiri sekira 150 orang itu ingin menggulingkan pemerintahan Jokowi dengan menggunakan “people power”. Perlu dicatat, pertemuan itu berjalan lancar, dan tidak seorang pun yang ditangkap polisi. Ditulis oleh Kit Klarenberg, kontributor MPN bahwa Pejabat Politik Kedutaan Besar AS, Ted Meinhover menambahkan bahwa Kedutaan Besar telah “aktif dalam menjangkau” para pemimpin Partai Buruh setempat dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia “untuk mengetahui rencana mereka untuk memprotes” Undang-undang Cipta Kerja. AS dengan tegas mendukung kegiatan yang menentang undang-undang tersebut.” Ditulis juga oleh Kit Klarenberg bahwa “Presidential Threshold” dibenci Meinhover. Dapat diamati, banyak sekali ikhtiar untuk menghapus “Presidential Threshold” sampai ke Mahkamah Konstitusi. Jika ikhtiar itu berhasil, maka makin banyak calon presiden pada Pilpres 2024. Berapa NED dari AS membiayai aksi itu? Kemungkinan dana dari NED tidak seberapa. Biaya demo Bagaimana dengan aksi buruh tanggal 10 Agustus 2023, yang diklaim dihadiri sejuta orang buruh? Jika biaya demo tiap orang Rp100.000,- maka diperlukan seratus miliar rupiah untuk demo sehari. Uang Rp100.000,- itu untuk makan siang Rp25.000,- dan Rp75.000 untuk transportasi para pendemo per orang. Siapa yang membiayai demo Rp100 miliar dalam sehari itu? Mungkin gotong royong, tiap buruh harus mengeluarkan uang sendiri. Bagi buruh harian ikut demo itu berat sekali, karena tidak kerja sehari berarti kehilangan upah sehari, misalnya upah Rp100.000/hari. Artinya, seorang pendemo akan kehilangan upah sehari, dan mengeluarkan uang Rp100.000 untuk makan dan transportnya. Apakah NED dari AS ikut membiayai demo itu. Tidak tahu. Mungkin ya, mungkin tidak. Kalaupun NED ikut membiayai, hampir pasti kecil sekali. Maklum ‘BUDGETS ARE TIGHT’, anggaran sangat ketat. Apa benar jumlah pendemo 10 Agustus 2023 itu sejuta orang. Ukuran demo yang berhasil mengerahkan banyak orang adalah Aksi 212 yang dihadiri Presiden Jokowi. Setelah dihitung dengan cermat, jumlah peserta Aksi 212 sekitar sejuta orang, tidak lebih, walaupun ada yang mengklaim 7,5 juta orang, sebaliknya polisi memperkirakan hanya 200.000 orang. Jadi berapa biaya yang diperlukan untuk *people power* untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo? Dari mana dananya? Berapa banyak orang yang bisa digerakkan? Ingat, menurut survei LSI 90% rakyat Indonesia percaya kepada Presiden Joko Widodo. Tetap hati-hati Apa yang harus dilakukan masyarakat Indonesia menghadapi rumor bocoran dari CIA ini? Jawabnya sederhana, yaitu tetap hati-hati. Jawaban yang mudah, tapi pelaksanaannya sulit sekali. Apa yang dimaksud dengan hati-hati itu? Skenario yang paling buruk adalah adanya kemungkinan CIA ingin menghancurkan Indonesia. Apakah mungkin Indonesia dihancurkan? Mungkin saja, kalau orang Indonesia tidak hati-hati. Masih ingat Uni Soviet, negara adidaya saingan AS? Uni Soviet dihancurkan AS tidak dengan sebutir pelor pun, tetapi *hanya* dengan disinformasi, hoax dan adu domba. Intinya, negara-negara bagian di Uni Soviet dirangsang melawan Presiden Gorbachev yang akhirnya Uni Soviet pecah berantakan. Isyu yang digunakan CIA untuk menghancurkan Uni Soviet adalah isyu masalah SARA (suku, agama, ras, antar golongan). Sekarang ada perang antara Ukraina lawan Rusia, dua bekas negara bagian Uni Soviet yang pecah di akhir tahun 1991. Pengalaman Uni Soviet harus dipelajari dan jangan ditiru. Hati-hati jika mengangkat isyu SARA di Indonesia, itu daerah rawan. Negara sudah melindungi kerawanan itu dengan Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Ujaran kebencian masalah SARA bisa dihukum 6 (enam) tahun penjara. Nanti, setelah KUHP baru berlaku tahun 2026, Pasal 28 ayat (2) UU ITE itu dicabut, dan diganti dengan pasal 243 ayat (1) KUHP, dengan ancaman hukuman diturunkan menjadi 4 (empat) tahun penjara. Oleh karena itu hati-hati dengan ujaran kebencian. Apa enaknya hidup bersama dengan perasaan saling membenci. Kebencian terhadap sesama anggota masyarakat adalah awal dari perpecahan yang lebih parah dan diawali dengan kekacauan di Indonesia. Oleh karena itu jangan ikuti video-video yang menyebar ujaran kebencian dan berisi mengadu domba masyarakat Indonesia. (Muhammad Ridlo Eisy, Pemimpin Redaksi inharmonia.co).***