Varian Covid-19 Delta Meningkat 51,4 Persen di Indonesia dalam 4 Minggu

Senin, 14 Jun 2021 20:09
(0 pemilihan)

TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa varian Covid-19 Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, semakin meningkat penyebarannya di Indonesia. “Dalam empat minggu terakhir terjadi peningkatan 51,4 persen dari varian Delta di Indonesia,” ujar dia kepada Tempo, Senin, 14 Juni 2021.

Data tersebut, kata Ari yang juga Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, didapatkan dari situs resmi GISAID Initiative—organisai nirlaba internasional yang mempelajari genetika virus. Lembaga tersebut terbiasa melakukan studi ribuan genom virus atau mikroba penyebab wabah dunia, termasuk saat ini virus corona SARS-CoV-2.

Menurut Ari, varian Delta menyebabkan gejala sakit pasien lebih berat dari virus sebelumnya dan meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual. Pasien perlu rawat di rumah sakit, memerlukan suplementasi oksigen dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Kemampuan penyebaran varian Delta ini menginfeksi lebih mudah dan cepat. Jika seseorang berada di satu ruangan dengan orang lain yang terinfeksi varian Delta, lalu orang ini bersin atau berbicara, maka virus akan lebih cepat berpindah ke orang lain. “Jadi tetap jalankan protokol kesehatan ketat,” tutur Ari.

Hingga Senin sore ini, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan sebanyak 8.189 kasus baru, dengan total keseluruhan 1.919.547 orang terinfeksi. Tinggal beberapa hari tembus 2 juta kasus infeksi. 

“Satu juta pertama terjadi dalam 10 bulan (Maret 2020-Januari 21), satu juta berikutnya hanya dalam lima bulan (akhir Januari-akhir Juni 2020),” tutur peraih gelar master biologi molekuler dari University of Queensland, Australia itu.

Namun, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan beredarnya varian baru Covid-19 di Indonesia tak berdampak langsung pada kenaikan kasus. Wiku mengatakan kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini dampak dari aktivitas masyarakat selama libur panjang Idul Fitri 2021.

"Penelitiannya tentang itu belum bisa membuktikan adanya hubungan langsung peningkatan kasus karena varian baru," kata Wiku dalam keterangan pers, Jumat, 11 Juni 2021.

Menurut Wiku, saat ini Satgas masih menunggu adanya penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan varian baru Covid-19 dan kenaikan kasus Covid-19. Ia menyebut publik bakal mendapatkan informasi itu jika sudah ada hasil penelitian lebih dalam dari perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan.

Menyangkut mutasi baru, setidaknya ada tiga varian baru Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Selain varian Delta, ada juga varian B.1.1.7 atau disebut Alpha asal Inggris, serta B.1.351 atau disebut Beta yang berasal dari Afrika Selatan.

Baca 217 kali
Bagikan: